Analisis Situasi Pasar Handphone Di Indonesia

Perkembangan handphone di Indonesia memiliki dampak pengaruh yang cukup signifikan terhadap penggunaan teknologi di Indonesia. Gadget berupa telfon genggam ini telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1984. Kemunculan pertamanya memang tidak memiliki harapan yang cukup baik. Selain bentuknya yang tidak nyaman untuk diselipkan, harga unit satuannya pun mahal diatas 10 juta rupiah saat itu.

Namun sekarang, survey dari ROA (Research On Asia) Group mengungkapkan bahwa penggunaan ponsel di Indonesia terus meningkat. Bahkan pada awal 2010, angka pengguna ponsel di Indonesia dikatakan mencapai 133 juta orang. Handphone pada masa sekarang di Indonesia telah menawarkan fitur-fitur canggih seperti 3G yang memiliki tiga standar dalam dunia komunikasi yakni Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000.

           Fitur-fitur tersebut sudah banyak digunakan oleh handphone sebelum tahun 2010. Hal yang perlu diperhatikan adalah, teknologi ini terus tumbuh didasari oleh persaingan antara produsen handphone yang masuk ke Indonesia. Para penyedia handphone di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama mewakili Amerika, yakni Motorola dan BlackBerry.Kelompok kedua adalah golongan eropa, yakni Nokia dan Sony Ericsson. dan golongan Asia, yakni Samsung.

       Perkembangan semua produsen handphone di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pasar handphone yang besar di Asia, hal ini akan membentuk budaya dan selera masyarakat Indonesia terhadap handphone itu sendiri. Hal ini juga akan menentukan produsen mana yang benar-benar cocok bagi perkembangan handphone di awal tahun 2011 nanti.

         Menurut Teori Induced Technological Change, Teori ini berpendapat bahwa perubahan teknologi disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi lain, seperti perubahan faktor, permintaan dan pertumbuhan (Dixon, 1997: 1518). Teori Siklus teknologi yang dikemukakan oleh Hirsch (1967), yang mengikuti pemikiran Kuznets (1953), berpendapat bahwa produk-produk baru akan melewati suatu siklus perubahan sistematis dalam teknologi.

          Untuk mengukur perkembangan teknologi handphone yang berkembang di Indonesia, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan berita dan literature dari berbagai sumber. Metodologi penelitian ini berbasis pada Scenario Analysis dimana akan menganalisa berbagai kemungkinan yang dihasilkan dari berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Analisis ini akan berupa forecasting atau perkiraan terhadap teknologi handphone yang akan berkembang di Indonesia serta perkiraan produsen mana yang paling cocok bagi kebutuhan di Indonesia pada awal januari 2011.

     Kesimpulannya adalah penggunaan handphone di Indonesia terus berkembang dan akan menentukan pasar yang dibutuhkan pada masa depan Indonesia 2011 nanti. Pada akhirnya, hal ini akan membawa pada keinginan masyarakat akan kebutuhan teknologi handphone di Indonesia kearah perkembangan yang diinginkan.

 Latar Belakang

Mengenai sejarah para produsen handphone di Indonesia, salah satu yang tertua adalah Nokia. Nokia awalnya merupakan nama sbuah komunitas di Finlandia Selatan, tepatnya di sungai Emakoski. Nokia merupakan nama perusahaan penggilingan kayu dan pembuat kertas  pada tahun 1920. Pada tahun 1950an, CEO dari perusahaan ini, Bjorn Westerlund merasa bahwa sector ini akan punah dan berencana untuk mengganti arah perusahaan ini kearah perusahaan elektronik. Dalam usaha dan waktu yang lama, pada tahun 1981 Nokia berhasil meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephony(NMT).

Jaringan ini akan menjadi yang pertama di Indonesia pada tahun 1984. NMT juga merupakan jaringan selular pertama di dunia. Sepanjang tahun 80an, NMT mendapat sambutan yang baik dari berbagai Negara. Pada  telepon. dan tahun 1990, CEO yang baru, Jorma Ollila memutuskan untuk memfokuskan perusahaan pada telepon seluler dan jaringan telepon. Telepon GSM pertama pun muncul di Finlandia pada tahun 1991 dan Nokia merajai pasar telepon seluler global. Kini, dengan tenaga kerja sebanyak 54ribu orang, Nokia berhasil melakukan penjualan di 130 negara.

Perusahaan berikutnya yang tidak kalah tua adalah Motorola. Pendiri dari Motorola adalah Paul V.Galvin, beliau adalah ahli dari aplikasi radio khususnya kendaraan seperti mobil. Pada tahun 1928, beliau mendirikan sebuah perusahaan di Chicago bersama saudaranya dan William P Lear. Perusahaan mereka tumbuh dengan pesat meski pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi dalam keadaan yang buruk.

Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 1971 mereka mencoba membuat sebuah alat komunikasi yang portable dan menjadi pionir dalam teknologi komunikasi di dunia. Pada tanggal 3 April 1973 Motorola menyediakan alat komunikasi public yang lambat laun berkembang menjadi telepon genggam. Pada tanggal 10 September 1984 barulah mereka meluncurkan telepon genggam yang ternyata mendapatkan respon yang baik dari public. Hingga saat ini Motorola terus berinovasi dan mencari public yang loyal menggunakan produk andalan mereka.

Berikutnya adalah Sony Ericsson. Perusahaan handphone ini merupakan perusahaan gabungan dari Sony  Jepang dengan Ericsson Eropa. Perusahaan telepon seluler ini berdiri pada tanggal 3 Oktober 2001. Sony sendiri merupakan perusahaan berbasis elektronik sementara Ericsson merupakan perusahaan telekomunikasi selular. Perusahaan induk mereka berada di Inggris, tepatnya London. Namun mereka memilki tim riset di berbagai Negara seperti Swedia, Jepang, Jerman, Cina, AS, India, dan Pakistan.

Asal mula dari penggabungan dua perusahaan tersebut dikarenakan adanya kebakaran fasilitas pembuat chip ponsel. Nokia yang memakai perusahaan yang sama dalam pembuatan chip telah memiliki pabrik alternative bagi perusahaannya. Hal ini berdampak pada persaingan ketat antara dua merek tersebut. Ketidakmampuan Ericsson dalam memproduksi handset yang murah serta dekatnya waktu peluncuran produk mereka, Ericsson mencari perusahaan asia yang dapat diajak bergabung agar dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah dari Nokia dalam produksi handset. Pada bulan November 2000 kedua perusahaan ini berhasil bekerja sama untuk menyelesaikan handset 3G untuk jaringan selular mereka. Dan pada tahun 2001, Sony Ericsson telah memiliki tenaga kerja awal sebesar 3500 orang. Strategi dari perusahaan ini adalah mempopulerkan jenis handphone mereka dengan kemampuan selain handphone, seperti ponsel music generasi W dan kehandalan ponsel sebagai kamera dengan orientasi Cyber-Shot pada tahun 2007 silam.

Berikutnya adalah Samsung, perusahaan Korea ini berawal dari bisnis ekspor kecil disana. Pada awalnya perusahaan ini tidak melibatkan barang elektronik, namun produk-produk lain seperti buah-buahan, pabrik tepung dan lainnnya pada tahun 1938. Namun mulai tahun 1958 dan seterusnya, perusahaan ini menjajaki ekspansi ke industry lain seperti keuangan, bahan kimia, serta media. Pada tahun 1969, Samsung electronics berdiri dan memproduksi banyak perangkat elektronik seperti televisi, radio, dan computer. Sejarah handphone dalam perusahaan Samsung berawal pada tahun 1993 dimana mereka memulai memproduksi handphone berjenis CDMA. Menjelang abad 20, mereka mengembangkan jenis telepon pintar dan mengarah pada industry 3G.

Handphone berikutnya adalah Blackberry. Blackberry merupakan pangsa pasar baru di Indonesia. Blackberry didirikan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada yakni Research In Motion (RIM). Perusahaan ini memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyampaikan informasi dengan basis nirkabel. Blackberry pertama kali dikenalkan di Indonesia pada pertengahan 2004 oleh operator Indosat. Berbeda dengan jenis handphone lainnya, basis dari handphone ini adalah Broadband yang menangani seluruh akses data dari handphone ini.

Di Indonesia, perusahaan Starhub merupakan bagian dari pelayanan teknis terhadap instalasi Blackberry.  Indosat menyediakan layanan Blackberry Internet Service(BIS) dan Blackberry Enterprise Server(BES) Pasar Blackberry kemudian diikuti oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelkom dan Telkomsel. Excelkom memberikan dua pilihan layanan yaitu Blackberry Internet Service(BIS)  dan Blackberry Enterprise Server+ (BES+). BES+ adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, yang ditujukan bagi pelanggan korporasi sehingga mereka dapat menerima dan mengirim email kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Lotus Domino, Novel Wise dan 10 akun e-mail berbasis POP3/IMAP melalui telepon genggam.

Sementara, operator Telkomsel hanya menyediakan sebagian dari layanan korporasi dengan Blackberry Enterprise Server. Layanan Blackberry pada awalnya  hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry saja. Namun kelanjutannya, ketiga operator ini telah menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry Internet Solution diakses melalui smartphone jenis lain seperti Sony Ericsson P910i, M600i, Nokia (N-9500, N-9300, N-9300i, E61), dan lainnya. Fasilitas Blackberry sejauh ini memang baru dimanfaatkan oleh para pengguna pribadi dan korporasi, belum merambah hingga bidang pemerintahan dan intelijen seperti di negara-negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar